Seputar Peradilan
Selasa, 15 Agustus 2017 bertempat di Hotel Rattan Inn Banjarmasin seluruh pejabat kepaniteraan dan kesekretariatan Pengadilan Agama se-Kalimantan Selatan mengikuti training ESQ yang disampaikan oleh Bapak Deni Kurniawan sebagai Trainer ESQ, yang sebelumnya para pejabat tersebut juga mengikuti pembekalan Sertifikasi Akreditasi Penjaminan Mutu yang dilaksanakan di Aula PTA Banjarmasin. Hal ini menunjukkan bahwa Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin menata Sumber Daya Manusia (para pejabat) di Pengadilan Agama yang ada diwilayahnya sebagai kader yang lebih baik kedepan.
Pada acara tersebut dibuka oleh Sekretaris PTA Banjarmasin H. Saifuddin, SH, MH yang juga alumni ESQ yang didirikan oleh Bapak Ary Ginanjar Agustian dan sekarang sebagai Sekretaris alumni di wilayah Kalimantan Selatan, dalam sambutannya mengulas isi dari Surat As- Syam “Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan apabila ia mengiringi. Demi siang apabila ia menampakkan diri. Demi malam apabila ia menutupi. Demi langit dan seluruh binaannya. Demi bumi dan semua yang ada di permukaannya. Demi jiwa dan penyempurnaannya. Allah mengilhamkan sukma keburukan dan kebaikan. Beruntung bagi yang mensucikannya. Rugilah bagi yang mengotorinya”. Artinya Allah memberikan pelajaran berharga di dalam surat Asy-Syams tersebut. karena didalam surat tersebut Allah mengajak manusia untuk berpikir dan merenungkan tentang penciptaaan Allah.
Trainer Deni Kurniawan mengulas secara detail dengan teknis yang begitu mendalam berupa games maupun pembelajaran. Dalam kehidupan ini manusia tidak hanya cerdas berpikir (IQ) namun juga harus imbang kecerdasan Emosional (EQ), dan kecerdasan Spritual (SQ) karena ketiga-tiganya tersebut harus seimbang untuk memberikan makna spritual terhadap pemikiran, prilaku dan kegiatan sehingga mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif, yang dapat disimpulkan bahwa di dalam kehidupan manusia bekerja karena suatu prinsip memberi namun lebih kepada Pengabdian bagi Tuhan sebagai Sang Pencipta. 7(tujuh) Nilai dasar ESQ diambil dari Asmaul Husna yang harus dijunjung tinggi sebagai bentuk pengabdian manusia kepada sifat Allah yang terletak pada pusat orbit (God Spot) yakni:
- Jujur, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al Mukmin
- Tanggung Jawab, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al Wakiil
- Disiplin, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al Matiin
- Kerjasama, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah Al Jaami’
- Adil, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah Al ‘adl
- Visioner, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah Al Aakhir
- Peduli, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, As Sami’ dan Al Bashir
Ketujuh sifat inilah yang harus dijadikan values atau nilai, dimana akan memberikan “meaning” atau nilai bagi yang melaksanakannya, disamping nilai-nilai lainnya yang berjumlah 99 sebagai sumber pengabdian. Dalam implementasinya di Pengadilan Agama, para pejabat bisa lebih jujur pada diri sendiri, bertanggung jawab pada tupoksinya, disiplin tidak hanya sekedar mengejar absen, bekerja sama antar sesama unit dengan saling memberi masukkan, bersikap adil dalam memberikan pelayanan, mempunyai tujuan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan yang bisa memuaskan publik dan peduli kepada semua. Hal ini tentunya akan bisa memberikan peningkatan kinerja yang sesuai dengan prinsip SAPM (Sertifikasi Akreditasi Penjaminan Mutu) yang mengacu pada sistem manajemen mutu yaitu melakukan perubahan/perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan serta memberikan kepuasan pelayanan yang lebih dari harapan pelanggan.
Seluruh peserta sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut, oleh karena terbatasnya waktu maka kegiatan hanya dapat dilakukan 1 hari dan ditutup pada jam 17.30 wita dan dalam sambutan penutupan, Panitera PTA Banjarmasin Hj. Siti Romiyani, SH, MH menyampaikan bahwa apa yang telah disampaikan oleh Trainer ESQ pada hari ini merupakan pembelajaran yang sangat tinggi nilainya karena kita selaku pejabat yang sudah sangat jelas status kehidupan dimasyarakat dan memiliki kesempurnaan fisik tentunya akan malu apabila tidak bisa memberikan pelayanan yang lebih kepada pencari keadilan. Seorang yang cacat saja karena memiliki keyakinan dan kemauan yang tinggi bisa merubah hidupnya dan percaya diri untuk mencapai puncak kepercayaan diri yaitu menjadi atlet ternama walaupun memiliki keterbatasan fisik. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan namun mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan bahkan air mata. Saat ini setelah keluar dari ruangan ayo kita bersama-sama sebagai aparat peradilan Agama sewilayah Kalimantan Selatan bertekad untuk mewujudkan pelayanan kepada masyarakat yang lebih dari yang diharapkan dan memberikan yang terbaik kepada Satker kita, PTA dan PA se Kalimantan Selatan.
JAYA.. JAYA… JAYA SELALU.
(Editor : Panitera PTA Bjm)