Selamat Datang di Website Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin   Click to listen highlighted text! Selamat Datang di Website Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin Powered By GSpeech
gspeech_html   Click to listen highlighted text! gspeech_html Powered By GSpeech

Seputar Peradilan

 

Keluarga Besar Pengadilan Agama Rantau pada hari Senin, 12 Juni 2017, mengadakan acara buka puasa bersama dalam rangka meningkatkan tali silaturrahim di kalangan keluarga besar Pengadilan Agama Rantau. Acara buka puasa bersama ini diikuti oleh seluruh keluarga besar Pengadilan Agama Rantau dari Hakim, pegawai, ibu-ibu Dharmayukti Karini, honorer beserta keluarga serta para purna tugas PA. Rantau.

Acara yang bertema “Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Maknai Ramadhan dengan Silaturrahmi” dipusatkan di Ruang Sidang Utama PA. Rantau,  diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang dilantunkan oleh Iskandar, S.E.I. menambah suasana semakin khidmat. Kemudian Ketua Pengadilan Agama Rantau (Drs. H. Rakhmat Hidayat, HS.,S.H.,M.H.) dalam sambutan menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya membangun eratkan silaturrahim keluarga besar Pengadilan Agama Rantau, dan saya berharap kegiatan seperti ini akan terus berlanjut, ujar beliau. Bapak Ketua PA. Rantau  juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sekaligus merupakan salah satu bentuk rasa syukur dari segenap warga PA. Rantau karena sekarang sudah bisa menempati kantor baru.

Setelah sambutan singkat dari Ketua PA Rantau, acara dilanjutkan dengan taushiyah yang disampaikan oleh salah seorang purna tugas PA. Rantau Bapak Yusran Rasyidi. Dalam taushiyahnya beliau menyampaikan bahwa Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tingkatan dalam berpuasa. Shaumul umum, shaumul ‎khusus, dan shaumul khususil khusus. Ketiganya bagaikan tingkatan tangga yang manarik orang berpuasa agar bisa mencapai tingkatan yang khususil khusus.

Pertama, Puasa orang awam (orang kebanyakan), Puasa orang awam adalah menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat. Tingkatan puasa ini menurut Al-Ghazali adalah tingkatan puasa yang paling rendah, kenapa? Karena dalam puasa ini hanyalah menahan dari makan, minum, dan hubungan suami istri Kalau puasanya hanya karena menahan makan dan minum serta tidak melakukan hubungan suami isteri di siang hari, maka kata Rasulullah SAW puasa orang ini termasuk puasa yang merugi yaitu berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala melainkan sedikit. Hal ini lah yang diwanti-wanti oleh Rasulullah Saw dengan sabdanya: “banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala berpuasa, yang ia dapatkan hanya lapar dan dahaga.” Sekali lagi Illal Ju wal a’thasu” kecuali lapar dan dahaga.

Kedua, ‎Puasanya orang khusus adalah selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa,” tulis Imam Ghazali.maka puasa ini sering disebutnya dengan puasa para Shalihin (orang-orang saleh). Menurut Al-Ghazali, seseorang tidak akan mencapai kesempurnaan dalam tingkatan puasa kedua ini kecuali harus melewati enam hal sebagai prasayaratnya, yaitu menahan pandangan dari segala hal yang dicela dan dimakruhkan. Menjaga lidah dari perkataan yang sia-sia, berdusta, mengumpat, berkata keji, dan mengharuskan berdiam diri. Menggunakan waktu untuk berzikir kepada Allah serta membaca Al-Quran. Menjaga pendengaran dari mendengar kata-kata yang tidak baik. Mencegah anggota tubuh yang lain dari perbuatan dosa. Tidak berlebih-lebihan dalam berbuka, sampai perutnya penuh makanan. Hatinya senantiasa diliputi rasa cemas (khauf) dan harap (raja) karena tidak diketahui apakah puasanya diterima atau tidak oleh Allah.

Ketiga, Puasa khususnya orang yang khusus adalah ‎puasanya hati dari kepentingan jangka pendek dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan segala hal yang dapat memalingkan dirinya pada selain Allah SWT. Puasa khusus yang lebih khusus lagi yaitu, di samping hal di atas adalah puasa hati dari segala keinginan hina dan segala pikiran duniawi, serta mencegah memikirkan apa-apa selain Allah Swt (shaum al-Qalbi ‘an al-Himam Ad-Duniyati wa Al-Ifkaar Al-Dannyuwiyati Wakaffahu ‘ammaa Siwa Allaah bi al-Kulliyati). Menurut Al-Ghazali, tingkatan puasa yang ketiga ini adalah tingkatan puasanya para nabi , Shiddiqqiin, dan Muqarrabin.

Untuk menutup acara dan mengambil berkah, acara buka puasa bersama ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh bapak Zarkasyi, B.A. Panitera Pengganti PA Rantau. Selanjutnya seluruh hadirin melanjutkan dengan menikmati buka bersama dan shalat maghrib berjamaah.


Aco-Button Videomin-Button lpg-Button Apik-Button Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech